Bayuvia's Blog

Just another WordPress.com site

PERBEDAAN RIP, IGRP dan EIGRP April 24, 2011

Filed under: PRAK. Jarkom — bayuvia @ 8:46 am

RIP

Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:

  1. Distance Vector Routing Protocol
  2. Menggunakan metric yaitu hop count
  3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
  4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
  5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
  6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
  7. Menjalankan auto summary secara default
  8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
  9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
  10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
  11. Mempunyai AD 120

Pada Saat inisialisasi, router2 yang menjalankan RIP akan membroadcast paket request yang isinya adaklah memiinta router lain untuk mengirimkan network2 yang dimilikinya. Router lain yang menerima paket request akan mengirimkan paket response, baru setelah itu router2 tersebut akan mengirimkan network2 yang dimilikinya untuk mengaktifkan RIP

RIPv2

Persamaan dengan RIP v.1 :

1. Distance Vector Routing Protocol
2. Metric berupa hop count
3. Max hop count adalah 15
4. Menggunakan port 520
5. Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan dengan RIP v.1 :

  1. Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
  2. Mengirimkan paket update & menerima paket update  versi 2
  3. Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
  4. Auto Summary dapat dimatikan
  5. Mendukung fungsi keamanan berupa authentication yang dapat mencegah routing update dikirim atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya

PERBEDAAN IGRP DAN EIGRP

 

IGRP

IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran.
                           Operasi IGRP
           Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.

                            Tujuan dari IGRP yaitu:
• Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.

• Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
• Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
• Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
• Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
Perubahan IGRP
Kemudian setelah melalui proses pembaharuan IGRP kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang sama akan langsung otomatis terdistribusi. Selain itu EIGRP juga akan memberikan tagging external route untuk setiap route yang berasal dari:
• Routing protocol non EIGRP.
• Routing protocol IGRP dengan AS number yang sama.

EIGRP

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja.

EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu:
– distance vector.
– link state.

EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP.
Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya.
EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya:
1. Neighbor table
2. Topology table
3. Routing table

 

Tingkat – Tingkat Akses pada Cisco Router April 17, 2011

Filed under: PRAK. Jarkom — bayuvia @ 4:23 am

Cisco IOS mempunyai penerjemah perintah (command interepter) yang disebut EXEC. Pen-
erjemah perintah EXEC ini menerima perintah yang diketik oleh pemakai dan mengeksekusi
perintah tersebut. Untuk menjaga keamanan konfigurasi router, EXEC dibagi atas beberapa
tingkat-tingkat akses berdasar kegunaannya.

  • User Exec Mode

Ini adalah tingkatan pertama yang dimasuki setelah berhubungan dengan router dan menekan
tombol Enter, ditandai oleh Router> prompt. Tingkat ini dipakai hanya untuk kegunaan
yang sangat terbatas, misalnya untuk memeriksa status dari router. Kemampuannya untuk
memeriksa status dari router pun sangat terbatas.
Perintah-perintah yang dapat dijalankan di tingkat user exec mode ini antara lain adalah :
• Clear : untuk me-reset suatu fungsi
• Enable : untuk akses dari tingkat user exec ke privileged exec mode
Router>enable
Password:kunci
Router#
• Disable : untuk kembali dari tingkat privileged mode ke user mode
• Login : untuk login sebagai seorang pemakai
• Logout : untuk keluar dari exec mode

  • Privileged Exec Mode

Dengan mengetikkan perintah enable dari user exec mode, console akan meminta memasukkan password jika enable password atau enable secret password telah dibuat. Setelah itu router akan masuk ke privileged exec mode, yang ditandai dengan router# prompt. Pada tingkat privileged mode ini konfigurasi-konfigurasi router dapat diperiksa dan juga bisa masuk ke global configuration mode.
Perintah-perintah yang dapat dijalankan pada tingkat ini adalah semua perintah di user exec mode ditambah dengan perintah-perintah lain, seperti :

  • clock : perintah ini untuk men-set waktu dan tanggal router

Router#clock set <hh:mm:ss dd month yyy>

  • Configure : perintah ini untuk masuk ke global configuration mode untuk mengkonfigurasi router

Router#configure terminal ! untuk masuk ke konfigurasi global mode
Router#configure memory ! untuk mengkonfigurasi NVRAM
Router#configure net ! untuk mengkonfigurasi TFTP server
Pada percobaan ini, configure memory dan configure net sangat jarang digunakan. Kebanyakan untuk membuat konfigurasi router sudah cukup menggunakan configure terminal.

  • send : untuk mengirim kabar kepada user lain
  • show : merupakan suatu perintah yang sangat penting pada tingkat ini yang berguna menampilkan berbagi informasi tentang router. Perintah ini bisa juga digunakan untuk melacak kesalahan
  • erase : adalah perintah untuk menghapus

Router#erase startup ! untuk menghapus konfigurasi startup yang disimpan di NVRAM

  • write : untuk menyimpan atau menulis suatu file ke memori NVRAM untuk Cisco IOS versi lama 10.3 dan sebelumnya

Router#write mem! untuk mengkopi konfigurasi running ke NVRAM untuk perubahan permanen, sama dengan   perintah copy running-config startup-config

  • ping : untuk mengirim echo message yang digunakan untuk memeriksa hubungan jaringan. Dalam menggunakan perintah ping, ada berbagai tanda pengembalian yang
  • Telnet : untuk mengadakan hubungan jarak jauh (remote) dengan sarana telnet. Setelah hubungan telnet dibuat, akses ke sistem router akan dapat dilakukan

Router#telnet <IP address>

  • Trace : untuk memeriksa route ke tujuan (destination). Daftar host-host yang dilalui untuk mencapai IP address yang dituju akan ditampilkan sebgai hasil dari pengetikan perintah trace.

Router#trace <IP address yang dituju>

Global Configuration Mode
Pada tingkat ini, hampir semua ragam konfigurasi router dapat diolah. Cara masuk ke konfigurasi global yaitu dengan mengetikkan perintah configuration terminal atau config t dari router#prompt. Router akan memasuki konfigurasi global dengan ditandai munculnya Router(config)#prompt seperti pada contoh dibawah ini:
Router#config t
                Enter configuration commands, oner per line. End with CTRL+Z
                Router(config)#

Perintah-perintah pada tingkatan ini pada umumnya digunakan untuk mengubah konfigurasi router secara global.

  • Banner : untuk membuat banner setelah logon ke router

Router(config)#banner motd #Don?t change anything#
Dimana motd adalah singkatan Message Of ToDay (pesan hari ini) yang ingin ditampilkan jika seorang pemakai mengadakan akses ke sistem router melalui console port maupun telnet Router(config)#no banner motd perintah ini akan menghapus banner motd

  • Hostname : untuk memberi atau merubah nama router

Router(config)#hostname Router1, perintah ini akan mengembalikan
Router1(config)#prompt, dimana nama router diganti dengan Router1

  • IP host : untuk memberi nama bagi IP address dari interface suatu routerl. Jadi nama alias ini bisa digunakan untuk menggantikan IP address suatu interface.

Router(config)#ip host LABB201yes! 10.122.1.234 perintah ini memberi nama
LABB201yes! Kepada ip address 10.122.1.234 suatu router

  • Boot : untuk mengatur cara boot atau memilih IOS image yang akan dipakai waktu BOOT oleh suatu router. Router dapat di boot dengan IOS yang disimpan di ROM, FLASH atau TFTP dengan perintah sebagai berikut:

Router(config)#Boot system ROM untuk boot dari ROM
Router(config)#Boot system FLASH untuk boot dari FLASH. Perintah ini akan memberikan hasil yang sama dengan perintah reload
Router(config)#Boot system tftp <file name> <IP address dari tftp> untuk boot lewat jaringan dengan tftp, dimana nama IOS file dan IP Address dari TFTP dibutuhkan Bila router tidak menemukan IOS atau proses boot diinterupsi, router masuk ke suatu mode yang disebut ROM monitor mode, yang ditandai dengan rommon>prompt.
Kemudian dapat memilih dari mana IOS akan dimulai seperti berikut ini:
Rommon>boot untuk boot dari ROM
Rommon>boot flash untuk boot dari flash memory
Rommorn>boot <file name><IP address TFTP> untuk boot dari jaringan lewat TFTP

  • Config-register adalah perintah unutk menentukan dari mana router akan memulai sistem boot secara otomatis.

Router(config)#config-register 0x2142 untuk masuk ke ROM monitor mode
Router(config)#config-register 0x0101 untuk boot dari ROM
Router(config)#config-register 0x2102 untuk boot dari NVRAM

  • Copy : untuk mengkopi file atau konfigurasi RAM, NVRAM dan TFTP satu dengan lain. Copy juga digunakan untuk membackup suatu konfigurasi satu IOS Image.
  • Username : berguna untuk membuat account dan password baru buat pemakai

Router(config)#username <nama pemakai> password <password pemakai>
Sebagai contoh:
Router(config)#username b201new password kunci perintah ini akan membuat account baru bernama b201new dengan password kunci

  • Password : berguna untuk membuat password untuk menjaga keamanan akses ke sistem router. Cisco IOS mempunyai 5 macam jenis password untuk akses ke sistem router.

– Enable Secret : untuk membuat password yang dienkripsi untuk masuk ke privileged mode
Router(config)#enable secret rahasia untuk membuat enable secret password bernama rahasia
– Enable password : untuk membuat password untuk masuk ke privileged mode jika
enable secret password tidak dibuat, atau untuk Cisco IOS versi lama. Perlu diketahui pula enable secret dan enable password sebaiknya tidak mempunyai nama password yang sama.
Router(config)#enable password kunci untuk membuat enable password bernama
kunci

Console password: untuk membuat password untuk akses ke router lewat console
Router(config)#line con
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password kunci untuk membuat password bernama kunci
untuk mengakses router lewat console
– Auxiliary password: untuk membuat password untuk akses ke router melalui lewat
AUX.
Router(config)#line aux 0
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password kunci untuk membuat password bernama kunci
untuk mengakses router lewat AUX
– VTY password: untuk membuat password untuk akses dengan telnet ke router
Router(config)#line vty 0 4
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password kunci untuk membuat password bernama kunci
untuk mengakses router lewat virtual terminal

Interface Configuration Mode
Interface configuration mode adalah suatu mode yang digunakan untuk mengkonfigurasikan suatu interface tertentu.
interface adalah perintah yang digunakan untuk masuk ke interface configuration mode.
Misalnya jika ingin mengkonfigurasikan interface serial0, maka dari global configuration mode, pertama-tama router harus masuk ke interface configurationmode dengan mengetikan perintah interface atau int seperti contoh dibawah ini:
Router(config)# interface serial 0/0 atau
Router(config)# int s 0/0

Interface configuration mode ini ditandai dengan router(config-if)prompt sebagai berikut:
Router(config-if)#
Jika peralatan cisco bertipe modular, maka interface perlatan tersebut biasanya terdiri atas beberapa interface card atau slot dengan sejumlah port-port untuk setiap card., yang biasanya ditulis dengan notasi slot/port. Misalnya yang dimaksud dengan interface ethernet
3/1 adalah ethernet card 3, port 1.
Jika peralatanmenggunakan card yang disebut Versatile Interface Processor (VIP) Cards, seperti pada Cisco router 7000 series, interface peralatan tersebut biasanya mempunyai sejumlah port-port. Notasi penulisan untuk relasi ini adalah slot/adaptor-port/portg. Misalnya yang dimaksud dengan interface ethernet 3/0/1 adalah ethernet card 3, adaptor port 0, port 1.
Setelah masuk ke interface configuration mode, konfigurasi untuk interface yang dipakai dapat diterapkan dengan perintah-perintah berikut ini:

  • IP address : digunakan jika akan memberikan IP address ke suatu interface tertentu.

Misalnya untuk memberikan IP address 172.132.10.1, subnet mask 255.255.255.0 kepada interface serial0, maka perintahnya adalah sebagai berikut:
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

  • Encapsulation : berguna jika ingin menerapkan suatu jenis protokol WAN. Contohnya point-to-point protocol (ppp) ke suatu interface, misalnya interface serial0, maka setelah masuk ke interface configuration mode, kemudian mengetik perintah encapsulation or encap seperti berikut :

Router(config-if)#encapsulation ppp
Disamping ppp, ada berbagai macam encapsulation yang dapat digunakan oleh Cisco
router sebagai berikut :
Router(config-if)#encapsulation ?
Atm-dxi ATM-DXI encapsulation
Bstun Block serial tunneling (BSTUN)
Frame-relay Frame relay network
Hdlc serial hdlc synchronous
Lapb LAPB (X.25 level 2)
Ppp Point to point protocol
Sdlc SDLC
Sdlc-primary SDLC (primary)
Sdlc-secondary SDCL (secondary)
Smds switched Megabit Data Service (SMDS)
Stun serial tunneling (STUN)
X25 x.25
Dalam percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa untuk menghubungkan antar router
melalui hubungan serial diperlukan sinkronisasi semua aspek baik bandwidth, clock rate
maupun jenis encapsulasi yang digunakan. Pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan jenis encapsulasi hdlc, clock rate 64000 dan bandwidth 56

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Tingkat-tingkat Akses

Cisco IOS mempunyai penerjemah perintah (command interepter) yang disebut EXEC. Pen-

erjemah perintah EXEC ini menerima perinta h yang diketik oleh pemakai dan mengeksekusi

perintah tersebut. Untuk menjaga keamana n konfigurasi router, EXEC dibagi atas beberapa

tingkat-tingkat akses berdasar kegunaannya.

2.3.1 User Exec Mode

Ini adalah tingkatan pertama yang dimasuki setelah berhubungan dengan router dan menekan

tombol Enter, ditandai oleh Router> prompt. Tingkat ini dipakai hanya untuk kegunaan

yang sanga t terbatas, misalnya untuk memeriksa status dari ro uter. Kemampuannya untuk

memeriksa status dari router pun sangat terbatas.

Perintah-perintah yang dapat dijalankan di tingkat user exec mode ini antara la in adalah

:

• Clear : untuk me-reset suatu fungsi

• Enable : untuk akses dari tingkat user exec ke privileged exec mo de

Router>enable

Password:kunci

Router#

• Disable : untuk kembali dari tingkat privileged mode ke user mode

• Login : untuk login sebagai seorang pemakai

• Logout : untuk keluar dari exec mode

 

TUGAS TAMBAHAN MODUL 1 PRAK. JARKOM April 10, 2011

Filed under: PRAK. Jarkom — bayuvia @ 6:15 am

SUBNETTING

Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Tujuan dalam melakukan subnetting ini adalah :

  • Membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
  • Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
  • Agar host pada satu jaringan tidak dapat mengakses host pada jaringan lain secara langsung
  • Keteraturan

Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah

CIDR

Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

Broadcast

Broadcast merupakan salah satu ip address khusus. Seperti namanya, broadcast Merupakan ip address yang digunakan secara bersama-sama. Artinya jika ada informasi yang dkirim ke alamat broadcast maka semua hostyang menggunakan broadcast yang sama akan menerima informasi tersebut.

Unicast adalah suatu infomasi yang diterima oleh sebuah komputer

Multicast suatu informasi yang akan diterima oleh sekelompok computer.

Langkah subnetting

  • Mencari alamat network/jaringan

Ip yang diberikan diubah menjadi biner dan dilakukan operasi AND dengan netmask yang sebelumnya diubah menjadi biner

  • Mencari alamat broadcast

Seluruh hostbit diubah menjadi 1

  • Mencari berapa banyak host yang digunakan

Banyaknya host dapat dicari

  • Mencari jumlah subnet yang dapat dibuat

Banyaknya subnet yang dapat dibuat dengan menggunakan rumus berikut
2Slash-Kelas
dimana kelas
A = 8
B = 16
C = 24

 

TUGAS 1 (Boolean Retrievel) Maret 16, 2011

Filed under: STBI — bayuvia @ 2:15 pm

Exercise 1.2 Consider these documents:

Doc 1     breakthrough drug for schizophrenia

Doc 2     new schizophrenia drug

Doc 3     new approach for treatment of schizophrenia

Doc 4     new hopes for schizophrenia patients

a. Draw the term-document incidence matrix for this document collection.

Doc  1 Doc 2 Doc 3 Doc 4
Approuch 0 0 1 0
Breakthrough 1 0 0 0
Drug 1 1 0 0
For 1 0 1 1
Hopes 0 0 0 1
New 0 1 1 1
Of 0 0 1 0
Patients 0 0 0 1
Schizophrenia 1 1 1 1
Treatment 0 0 1 0

b. Draw the inverted index representation for this collection, as in Figure 1.3 (page 7)

Term Doc ID
Breakthrough 1
Drug 1
For 1
Schizophrenia 1
New 2
Schizophrenia 2
Drug 2
New 3
Approach 3
For 3
Treatment 3
Of 3
Schizophrenia 3
New 4
Hopes 4
For 4
Schizophrenia 4
Patients 4
Term Doc ID
Approach 3
Breakthrough 1
Drug 1
Drug 2
For 1
For 3
For 4
Hopes 4
New 2
New 3
New 4
Of 3
Patients 4
Schizophrenia 1
Schizophrenia 2
Schizophrenia 3
Schizophrenia 4
Treatment 3

TERM doc

Freq

Posting List

approach

1

3

breakthrough

1

1

drug

2

1

2

for

3

1

3

4

hopes

1

4

 

new

3

2

3

4

of

1

3

 

patients

1

4

schizophrenia

4

1

2

3

4

treatment

1

Exercise 1.10

Write out a postings merge algorithm, in the style of Figure 1.6 (page 11), for an x OR y query.

exercise 1. 10

INTERSECT (X,Y)

Answer ¬ ( )

While x ≠ NIL OR y ≠ NIL

Do if doc 10 (x) = doc 10 (y)

Then ADD (answer, doc 10 (x))

X ¬ next (x)

Y ¬ next (y)

Else if doc ID (x) < doc 10 (y)

Then x ¬ next (x)

Else y ¬ next (y)

Return answer

Exercise 1.7

Recommend a query processing order for d. (tangerine OR trees) AND (marmalade OR skies) AND (kaleidoscope OR eyes) given the following postings list sizes:

(tangerine OR trees) AND (marmalade OR skies) AND (kaleidoscope OR eyes)

Term          Postings size

eyes               213312

kaleidoscope    87009

marmalade     107913

skies               271658

tangerine          46653

trees               316812

(tangerine OR trees) AND (marmalade OR skies) AND (kaleidoscope OR eyes)

trees AND skies AND eyes

Hasil query boolean di Google dan Yahoo maka Query ke google yaitu doraemon and sinchan.

Hasilnya menunjukkan lebih baik dan lengkap di google.com.

 

Term

Doc. Freg

Approach

1

Breakthrough

1

Drug

2

For

3

Hopes

4

New

3

Of

1

Patients

1

Schizophrenia

4

Treatment

1

 

Desember 6, 2010

Filed under: web engineering — bayuvia @ 7:00 am

BAB 7

PENGUJIAN APLIKASI WEB

Aplikasi perangkat lunak web bersifat heterogen dan membuatnya tidak dapat terpisahkan secara alami. Komponen komponen perangkat lunak dapat berjalan pada platform perangkat keras dan lunak yang berbeda, ditulis pada bahasa pemrograman yang berbeda, berdasarkan pada model pemrograman yang berbeda, dan menggabungkan komponen lama dan baru, dan pada komponen yang dihasilkan oleh pihak ketiga component off the shelf (COTS). Aplikasi web tunggal dapat dibangun dengan komponen yang ditulis dalam berbagai bahasa yang berbeda, mencakup prosedur, orientasi objek, interpreter, dan bahas hibrida seperti JSP.

Sifat heterogen dari perangkat lunak dan penyebaran yang terdistribusi memperkenalkan kompleksitas di dalam perangkat lunak yang harus ditangani selama pengujian. Aplikasi web mempunyai kemampuan untuk menghasilkan GUI yang berbeda sebagai respon terhadap masukan yang diberikan oleh pengguna.

PERMASALAHAN DI DALAM PENGUJIAN APLIKASI WEB

Literatur pada pengujian aplikasi web masih berupa langkah dan belum mempunyai persetujuan yang tersebar luas mengenai cara menggolongkan masalah teknis. Sebuah faktor penting yang mempengaruhi aplikasi web adalah bagaimana potongan yang berbeda dapat dikoneksikan.

Penggolongan pengujian berdasarkan koneksi:

  1. Tautan statis (HTML→HTML)
  2. Tautan dinamis (HTML→perangkat lunak)
  3. HTML diciptakan secara dinamis (perangkat lunak→HTML)
  4. User/time specific GUI (perangkat lunak + state→HTML)
  5. Transisi operasional (pengguna)
  6. Koneksi perangkat lunak
  7. Koneksi perangkat lunak off-site
  8. Koneksi dinamis

TEKNIK DAN METODE TES

Fungsionalitas

  1. Kesesuaian.
  2. Akurasi.
  3. Interoperabilitas.
  4. Pemenuhan.

Reliabilitas

  1. Keamanan.
  2. Kematangan.
  3. Toleransi kesalahan.
  4. Keterpulihan.

Usabilitas.

  1. Keterpahaman.
  2. Potensi untuk terpelajari.
  3. Operabilitas.
  4. Daya pikat.

Reliabilitas.

  1. Perilaku waktu.
  2. Penggunaan sumber daya.
  1. Usabilitas.
  1. Efisiensi.

PENGUJIAN TAUTAN

Tautan di dalam struktur navigasi hiperteks menunjuk pada node non-existing (halama, citra , dll) atau anchor yang disebut broken link yang menyajikan well-known dan kesalahan yang sering terjadi dalam aplikasi web. Untuk menguji tautan halaman yang benar (link checking), semua tautan secara sistematis diikuti pada halaman permulaan awal dan kemudian dikelompokkan di dalam grafik peta situs (site map). Ketika menjalankan link checking routine, pada umumya yang ditemukan tidak hanya tautan yang menunjuk halaman yang tidak ada, tetapi juga halaman yang tidak terhubung dengan halaman yang lainnya, yang disebut orphan page.

PENGUJIAN BROWSER

Setiap browser web menunjukkan perilaku yang berbeda tergantung pada perusahaan pembuatnya. Pengujian browser mencoba untuk menemukan kesalahan pada aplikasi web yang disebabkan oleh ketidakcocokan browser web yang berbeda.

Untuk membatasi banyaknya kombinasi dari browser, platform, pengesetan, dan berbagai faktor lain yang mempengaruhi, sekumpulan test case dapat diatur dan konfigurasi dari pengguna potensial atau pengguna yang ada perlu dianalisis.

PENGUJIAN USABILITAS

Aksesibilitas artinya bahwa orang dengan keterbatasan (misalnya, pada visual, indra pendengaran, atau kognitifnya) dapat merasa, memahami, menelusuri, dan berinteraksi dengan web.

PENGUJIAN PEMUATAN, TEGANGAN, DAN PENGUJIAN MALAR

Pengujian pemuatan, tegangan, dan pengujian malar mempunyai sasaran tes yang berbeda, yaitu:

  1. Pengujian pemuatan memverifikasi apakah sistem memenuhi waktu respon dan lewatan (throuhput) yang diperlukan.
  2. Pengujian tegangan memverifikasi apakah sistem bereaksi dengan cara yang terkontrol dalam situasi stres.
  3. Pengujian malar mempunyai arti bahwa pengujian sistem dilakukan atas periode waktu yang panjang untuk menemukan kesalahan “tersembunyi dan membahayakan”. Hanya pengujian malarlah yang dapat menyakinkan bahwa operasi dieksekusi dengan berulang-ulang atas periode waktu untuk secepatnya mereproduksi sumber daya bottleneck yang disebabkan oleh kesalahan ini, seperti halnya permasalahan kekurangan memory.

PENGUJIAN KEAMANAN

Pengujian keamanan adalah ukuran yang paling kritis untuk aplikasi web. Pengujian keamanan adalah sebuah bidang yang luas dan berhubungan dengan isu karakteristik yang berkualitas “keamanan”, yaitu:

  1. Kerahasiaan.
  2. Otorisasi.
  3. Auntentikasi.
  4. Akuntabilitas.
  5. Integritas.

Secara khusus, pengujian keamanan tidak hanya harus menemukan kerusakan yang diharapkan, tetapi juga ketidaklengkapan atau ketidakbenaran fungsionalitas, dan pada perilaku tambahan.

PENGEMBANGAN DITUNTUN TES

Pengembangan dituntun tes dijalankan dengan tes (diotomatiskan) yang diciptakan sebelum pekerjaan pengodean. Pengembangan dituntun tes me-mastikan bahwa pengembang di bawah tekanan harus benar-benar meningkatkan dan menjalankan tes otomatis yang ada sesering mungkin.

JENIS-JENIS PENGUJIAN KINERJA.

Pengujian kinerja digambarkan sebagai investigasi teknis yang dilaksanakan untuk menentukan atau memvalidasi karakteristik kecepatan (speed), skalabilitas (scalability), dan/atau stabilitas (stability) produk di bawah tes.

Jenis-jenis pengujian kinerja umum:

Pengujian kinerja.

Tujuannya: untuk menentukan atau memvalidasi kecepatan, skalabilitas, dan/atau stabilitas.

Pengujian pemuatan.

Tujuannya: untuk memverifikasi perilaku aplikasi di bawah kondisi normal dan beban sibuk.

Pengujian tegangan.

Tujuannya: untuk menentukan atau memvalidasi suatu perilaku aplikasi ketika ditekan di luar kondisi normal atau beban sibuk.

Pengujian kapasitas.

Pengujian ini digunakan untuk menentukan berapa banyak pengguna dan/atau transakasi sistem yang diberikan akan mendukung dan masih memenuhi tujuan kinerja.

MATRIKS RINGKASAN MANFAAT DENGAN JENIS PENGUJIAN KINERJA UTAMA.

Pengujian kinerja.

Manfaat pengujian kinerja:

Menentukan karakteristik kecepatan, skalabilitas dan stabilitas dari aplikasi.

Dipusatkan pada penentuan jika pengguna sistem akan dicukupi dengan karakteristik kinerja aplikasi.

Mengidentifikasi ketidaksesuaian antara kenyataan dan harapn yang terkait.

Mendukung usaha penyetelan, perencanaan kapasitas, dan optimalisasi.

Pengujian pemuatan.

Manfaat pengujian pemuatan:

  • Menentukan lewatan yang dibutuhkan beban produksi.
  • Menentukan ketercukupan untuk mendukung puncak yang diantisipasi dari lingkungan perangkat keras.
  • Mengevaluasi ketercukupan dari keseimbangan.
  • Mendeteksi isu konkurensi.

Pengujian tegangan.

Manfaat pengujian tegangan:

  • Menentukan apakah data dapat dirusak dengan sistem over-stressing.
  • Menentukan efek samping dari perangkat keras umum atau mendukung kegagalan aplikasi.
  • Membantu untuk menentukan jenis kegagalan apa yang paling berharga untuk rencana.
  • Meyakinkan bahwa vulnerabilitas keamanan tidak dibuka dengan kondisi ketegangan.

Pengujian kapasitas.

Manfaat pengujian kapasitas:

  • Menyediakan informasi tentang bagaimana beban kerja dapat ditangani untuk memenuhi kebutuhan bisnis
  • Menyediakan kecenderungan kapasitas dan pemakaian dari sistem yang ada untuk membantu perencanaan.
  • Menentukan pemakaian sekarang dan kapasitas dari sistem yang ada untuk membantu perencanaan kapasitas.
 

Tugas pendahuluan modul 4 prak SO November 2, 2010

Filed under: Prak. Sistem Operasi — bayuvia @ 2:54 pm

Pertanyaan :

  1. Bagaimana memanggil perintah eksternal Linux dari dalam skrip shell?
  2. Bagaimana cara mengetahui perintah apa saja yang disediakan oleh Linux?Bagaimana kita dapat mengetahui suatu perintah termasuk perintah Linux atau
    bawaan shellBash?

Jawaban :

  1. Program eksternal sering digunakan di dalam skrip shell. Ada beberapa perintah builtin (echo, which dan test yang sudah umum). Ada banyak perintah lain yang berguna merupakan perintah Linux, bukan bawaan shell (Bash) seperti tr, grep, expr dan cut. Tanda backtick (`) sering diasosiasikan dengan perintah eksternal. Backtick menunjukkan bahwa teks yang diapitnya akan dieksekusi sebagai suatu perintah.Pertama, gunakan shell interaktif untuk membaca nama panjang anda (full name) yang terdapat di dalam file /etc/passwd:
    $ grep “^${USER}:” /etc/passwd cut -d: -f5
    Steve Parker
    Sekarang masukkan output ini ke dalam variabel agar dapat lebih mudah dimanipulasi:
    $ MYNAME=`grep “^${USER}:” /etc/passwd cut -d: -f5`
    $ echo $MYNAME
    Steve Parker
  2. untuk mengetahui perintah-perintah apa saja yang disediakan oleh linux adalah dengan menggunakan perintah : $ man ls

Secara umum perintah-perintah Linux dan UNIX memiliki sintaks sbb : perintah [option…] [argumen…] Option merupakan pilihan yang dapat kita gunakan untuk memberikan hasil tertentu dari suatu perintah. Argumen umumnya merupakan sesuatu yang akan diproses oleh perintah, misalnya nama file atau nama direktori. Tanda [ ] merupakan simbol bahwa option dan argumen tidak harus selalu digunakan dalam menjalankan perintah. Tanda titik-titik menandakan bahwa baik option dan argumen dapat lebih dari satu. Seluruh perintah dalam Linux dan UNIX bersifat case sensitive, jadi perintah LS akan dianggap berbeda dengan ls.

 

TUGAS WEB ENGINEERING

Filed under: Uncategorized — bayuvia @ 2:49 pm

Konsep Integrasi Sitem

Dalam konteks sistem informasi, sistem integrasi (integrated system) merupakan sebuah rangkaian proses untuk mengubungkan beberapa sistem-sistem komputerisasi dan software aplikasi baik secara fisik maupun secara fungsional. Sistem integrasi akan menggabungkan komponen sub-sub sistem ke dalam satu sistem dan menjamin fungsi-fungsi dari sub sistem tersebut sebagai satu kesatuan sistem.

Sistem integrasi merupakan tantangan menarik dalam software development karena @font-face { font-family: “Cambria Math”; }@font-face { font-family: “Calibri”; }@font-face { font-family: “Trebuchet MS”; }p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 10pt; line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: “Calibri”,”sans-serif”; }.MsoChpDefault { }.MsoPapDefault { margin-bottom: 10pt; line-height: 115%; }div.Section1 { page: Section1; }pengembangannya harus terus mengacu pada konsistensi sistem, agar sub-sub sistem yang sudah ada dan tetap dimanfaatkan secara operasional masih tetap berfungsi sebagaimana mestinya baik ketika proses mengintegrasikan sistem maupun setelah terintegrasi. Tantangannya adalah bagaimana merancang sebuah mekanisme mengintegrasikan sistem-sistem tersebut dengan effort paling minimal – bahkan jika diperlukan, tidak harus melakukan refactoring atau re-developing lagi sistem-sistem yang sudah ada.
@font-face { font-family: “Wingdings”; }@font-face { font-family: “Cambria Math”; }@font-face { font-family: “Calibri”; }@font-face { font-family: “Trebuchet MS”; }p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 10pt; line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: “Calibri”,”sans-serif”; }.MsoChpDefault { }.MsoPapDefault { margin-bottom: 10pt; line-height: 115%; }div.Section1 { page: Section1; }ol { margin-bottom: 0cm; }ul { margin-bottom: 0cm; }
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam membangun sistem terintegrasi, sebagaimana yang direferensikan berdasarkan artikel dari Wikipedia yaitu :
  • Vertical Integration, merupakan proses mengintegrasikan sub-sub sistem berdasarkan fungsionalitas dengan menghubungkan sub-sub sistem yang sudah ada tersebut supaya bisa berinteraksi dengan sistem terpusat dengan tetap berpijak pada arsitektur sub sistem yang lama. Metode ini memiliki keuntungan yaitu dapat dilakukan dengan cepat dan hanya melibatkan beberapa entitas development yang terkait dalam proses pembuatan sistem lama. Kelemahannya, metode ini tidak memungkinkan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi baru atau proses bisnis baru ke dalam sub-sistem yang sudah ada – karena effort lebih tinggi ada di proses “mempelajari” arsitektur sistem lama dan menjadikannya acuan untuk membuat sistem terintegrasi. Untuk menghadirkan ekspansi fungsionalitas atau proses bisnis baru adalah harus membuat sub-sistem baru.
  • Star Integration, atau lebih dikenal sebagai spaghetti integration, adalah proses mengintegrasikan sistem dengan cara menghubungkan satu sub sistem ke semua sub-sub sistem lainnya. Sebuah fungsi bisnis yang diimplementasikan dalam sebuah sub sistem akan di-broadcast ke semua sub-sub sistem lain yang dependen terhadap fungsi bisnis tersebut supaya dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Untuk integrasi sistem dengan ruang lingkup kecil atau menengah dan dengan pemisahan fungsi bisnis yang jelas dan spesifik, metode integrasi ini layak untuk dipertimbangkan. Namun jika fungsi bisnis banyak terlibat di beberapa sub sistem secara dependen, pada akhir proses integrasi sistem akan terlihat sedikit “kekacauan” dalam diagram – proses interkoneksi antar sub sistem akan tampak seperti spaghetti. Efeknya, biaya perawatan dan ekspansi sistem di masa yang akan datang akan memerlukan effort yang sangat berat untuk mempelajari skema integrasi sistem berikut dependency-nya.
  • Horizontal Integration, atau ada yang mengistilahkan dengan Enterprise Service Bus (ESB), merupakan sebuah metode yang mengintegrasikan sistem dengan cara membuat suatu layer khusus yang berfungsi sebagai interpreter, dimana semua sub-sub sistem yang sudah ada akan berkomunikasi ke layer tersebut. Model ini lebih menawarkan fleksibilitas dan menghemat biaya integrasi, karena yang perlu difokuskan dalam implementasi proses pengintegrasian hanya layer interpreter tersebut.  Untuk menangani ekspansi proses bisnis juga hanya perlu diimplementasikan di layer interpreter itu juga, dan sub sistem baru yang akan menangani interface dari proses bisnis ekstensi tersebut akan berkomunikasi langsung ke layer dan layer akan menyediakan keperluan-keperluan data/interface untuk sub sistem lain yang memerlukannya.
Metode Enterprise Service Bus (ESB) ini – seperti yang dilansir dari Wikipedia juga – memiliki banyak kelebihan jika diadopsi dalam merancang arsitektur sistem terintegrasi, yaitu antara lain :
  1. Lebih cepat dalam melakukan penyesuaian dengan sistem yang telah ada
  2. Meningkatkan fleksibilitas, mudah untuk diperbaharui mengikuti perubahan keperluan sistem (system requirements)
  3. Membuat standar sistem sehingga bisa diaplikasikan di sub sistem mana pun
  4. Porsi pekerjaan software development lebih banyak di “konfigurasi” daripada “menulis code” untuk integrasi
  5. Dapat diterapkan mulai ruang lingkup kecil hingga di level enterprise
Namun metode horizontal integration atau Enterprise System Bus (ESB) yang tampaknya ideal ini bukan berarti tidak ada kelemahan. Beberapa kelemahan yang cukup signifikan pengaruhnya antara lain :
  1. Pembuatan standar sistem dalam Enterprise Message Model banyak berkutat di aspek analisis dan manajerial, biaya analisis benar-benar tinggi karena perlu berkolaborasi dengan analis-analis yang bertanggung jawab terhadap arsitektur dan desain sistem-sistem yang telah ada.
  2. Secara khusus memerlukan perangkat keras (hardware) yang spesifik, seperti misalnya business-logic-server yang independen dan tidak integral dengan salah satu atau sebagian dari sub sistem yang telah ada.
  3. Perlu tambahan tenaga (SDM) berupa Middleware Analyst yang akan mengkonfigurasi, merawat, dan mengoperasikan layer Enterprise Service Bus.
  4. Karena biasanya ESB mempergunakan XML sebagai bahasa komunikasi antar sistem, tentu akan memerlukan resources dan komputasi berlebih untuk melakukan parsing-reparsing dalam komunikasi data.
  5. Memerlukan effort yang cukup tinggi dalam mengimplementasikan ESB karena cukup banyak layer/tingkatan aplikasi yang harus ditangani, tidak hanya aplikasi-aplikasi interface dari sub-sub sistem saja, melainkan juga layer interpreter yang juga memiliki karakteristik sebagai aplikasi juga.

Pada akhir kisah, merancang dan membuat sebuah sistem terintegrasi — memang bukan merupakan pekerjaan yang ringan. Apalagi kalau sejak awal pengembangan sistem-sistem terpisah yg sudah ada itu tidak dirancang untuk saling diintegrasikan satu sama lain.

SOA(service oriented architecture)

@font-face { font-family: “Cambria Math”; }@font-face { font-family: “Calibri”; }p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 10pt; line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: “Calibri”,”sans-serif”; }p.root, li.root, div.root { margin-right: 0cm; margin-left: 0cm; font-size: 12pt; font-family: “Times New Roman”,”serif”; }.MsoChpDefault { }.MsoPapDefault { margin-bottom: 10pt; line-height: 115%; }div.Section1 { page: Section1; }
arsitektur berorientasi layanan adalah suatu gaya arsitektur sistem yang membuat dan menggunakan proses bisnis dalam bentuk paket layanan sepanjang siklus hidupnya.  SOA juga mendefinisikan dan menentukan arsitektur TI yang dapat menunjang berbagai aplikasi untuk saling bertukar data dan berpartisipasi dalam proses bisnis. Fungsi-fungsi ini tidak terikat dengan sistem operasi dan bahasa pemrograman yang mendasari aplikasi-aplikasi tersebut.

 

SOA membagi fungsi-fungsi menjadi unit-unit yang berbeda (layanan), yang dapat didistribusikan melalui suatu jaringa dan dikombinasikan serta digunakan ulang untuk membentuk aplikasi bisnis. Layanan-layanan ini saling berkomunikasi dengan mempertukarkan data antar mereka atau dengan mengkoordinasikan aktivitas antara dua atau lebih layanan.
@font-face { font-family: “Cambria Math”; }@font-face { font-family: “Calibri”; }p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 10pt; line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: “Calibri”,”sans-serif”; }p { margin-right: 0cm; margin-left: 0cm; font-size: 12pt; font-family: “Times New Roman”,”serif”; }.MsoChpDefault { }.MsoPapDefault { margin-bottom: 10pt; line-height: 115%; }div.Section1 { page: Section1; }
Layer 1 OPERATIONAL SYSTEMS
Di layer ini meliputi sistem operasional yang telah ada disuatu perusahaan yang membantu aktifitas bisnis. Sistem operasional terdiri atas semua aplikasi buatan, system yang ada, system transaction-processing, serta database.
Layer 2 SERVICE COMPONENT LAYER
Komponen di layer ini disesuaikan dengan contract yang didefinisi oleh service yang ada di layer services. konsumer tidak menyadari service component, yang menenkapsulasi compleksitas dalam implementasi. keuntungan dari komponen facade ini adalah fleksibilitas terhadap perubahan system operasional tanpa merubah service definition.
Layer 3 SERVICES LAYER
dalam layer ini meliputi semua services yang di definisi. definisi dari setiap service, seperti informasi syntatic dan semantic dijelaskan di layer ini. sedangkan informasi syntactic adalah dasar dari seluruh operasi dari service, seperti input output pesan, dan definisi dari kesalahan service, sedangkan informasi semantic adalah dasar dari polis service, seperti service management desicions, service access requirements, dan sebagainya.
Layer 4 BUSINESS PROCESS LAYER
bisnis proses menjelaskan bagaimana sebuah bisnis berjalan. proses bisnis dalam representasi IT tentang bermacam-macam aktifitas yang terkoordinasi dan terkolaborasi di dalam enterprise untuk membentuk suatu fungsi bisnis tingkat tinggi yang spesifik. layer ini mewakili proses seperti orchestration atau composition of loosely coupled services. layer ini juga bertanggung jawab atas semua managemen lifecycle dari proses beserta dengan orchestration dan choreography.
Layer 5 COMSUMER LAYER
layer ini menggambarkan berbagai saluran dimana fungsi-fungsi IT disalurkan.saluran tersebut dapat berupa tipe user yang berbeda beda seperti contohnya, komsumer external dan internal yang mengakses kemampuan aplikasi melalui mekanisme pengaksesan seperti B2B system, portals, rich clients, dan bentuk lainnya.
Codeigniter
@font-face { font-family: “Cambria Math”; }@font-face { font-family: “Calibri”; }p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 10pt; line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: “Calibri”,”sans-serif”; }.MsoChpDefault { }.MsoPapDefault { margin-bottom: 10pt; line-height: 115%; }div.Section1 { page: Section1; }
CodeIgniter merupakan Web Application framework dengan bahasa pemrograman PHP yang dikembangkan oleh EllisLab. Apa beda CMS dengan Framework? Jika CMS memungkinkan anda untuk membuat web dinamis, maka Framework pun bisa, tetapi dengan tingkatan yang lebih rumit, yaitu pemrograman. Dengan kata lain, anda dapat membuat sebuah CMS dengan framework, tetapi anda tidak dapat membuat framework dengan CMS.
Strktur direktori codeigniter :
@font-face { font-family: “Cambria Math”; }@font-face { font-family: “Calibri”; }p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal { margin: 0cm 0cm 10pt; line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: “Calibri”,”sans-serif”; }.MsoChpDefault { }.MsoPapDefault { margin-bottom: 10pt; line-height: 115%; }div.Section1 { page: Section1; }
Nah, dibawah folder codeigniter yang sudah ditaruh di webserver tersebut terdapat 2 folder di dalamnya, yaitu folder system dan user guide, anda tidak bekerja dengan folder user guide, jadi menghapus folder tersebut tidak berimbas apapun pada aplikasi web anda.
Langsung saja menuju folder system, di dalam folder tersebut terdapat banyak folder yang sedikit membuat anda bertanya-tanya, untuk apakah folder tersebut? Tenang saja, kita juga tidak akan menggunakan semua folder yang berada disitu.

Dimanakah kita akan meletakkan file-file php kita saat membuat aplikasi? Oke sekarang buka folder application, disini kita akan mulai berkreatifitas dengan codeigniter. Perhatian kita pusatkan saja pada folder config, controller, models, dan views. Folder config berisi file-file yang dibutuhkan untuk konfigurasi aplikasi yg akan dibuat, seperti konfigurasi database, autoloads, routes. Di dalam folder controllers adalah tempat kita meletakkan semua controller aplikasi.

 

Tugas pendahuluan modul 3 Oktober 26, 2010

Filed under: Uncategorized — bayuvia @ 3:47 pm

Pertanyaan :

  1. Apa manfaat dari karakter escape? Bagaimana menampilkan karakter ^, % dan ~?
  2. Anda sudah mempelajari perulangan dan seleksi kondisi pada bahasa. Apa kegunaan keduanya? Buat sebuah program dalam bahasa C yang melibatkan kedua fitur ini, misalnya program tebak angka!
  3. Apa yang dikeluarkan oleh perintah berikut:$ ls -ld {,usr,usr/local}/{bin,sbin,lib} ?

Jawaban :

  1. Karakter escape merupakan karakter yang diawali oleh tanda ‘\’ . Kegunaan dari karakter escape adalah menyatakan suatu karakter khusus. Contoh cara mencetak string “hanya sebuah test” (tanda kutip termasuk dicetak) :

echo ” \”hanya sebuah test\””

Daftar katakter escape lainnya

Karakter escape Keterangan
\n Linefeed / baris baru
\t Tab Horizontal
\\ Backslash
\$ Tanda dollar
\” Petik ganda
dan lain-lain

2. Fungsi perulangan mampu melakukan hal yang sama berulang kali tanpa kesalahan akibat bosan atau lelah. Dengan perulangan, program menjadi lebih pendek dan sederhana.sedangkan Fungsi percabangan berfungsi melakukan suatu aksi tertentu bila suatu syarat dipenuhi. Contoh : (belum)

 3. Perintah $ ls -ld {,usr,usr/local}/{bin,sbin,lib} berfungsi untuk menampilkan semua file dan direktori baik yang tersembunyi ataupun yang tidak tersembunyi.

 

TUGAS PENDAHULUAN MODUL 2 Oktober 19, 2010

Filed under: Prak. Sistem Operasi — bayuvia @ 11:21 am
  1. Bagaimana mengubah semua file terakhir .html menjadi.php? (coba gunakan berbagai bentuk perintah mv)!
  2. Jelaskan dengan singkat shell lain yang tersedia di Linux selain Bash!

Jawab:

 

  1. Untuk di terminal bisa langsung menggunakan perintah : mv *.html *.php
  2. beberapa shell yang ada di linux selain Bash antara lain:
  • Bourne shell(sh), adalah shell standar Unix yang dibuat tahun 1979 oleh Stephen Bourne dari AT&T dengan memakai bahasa pemrograman Algol. sh terkenal karena sederhana, compact, and cepat. Kelemahannya adalah kurang interkatif seperti tidak ada history, aliasing, dan job control.

Default prompt shell sh adalah $ (dolar)

  • C shell(csh),  csh memiliki feature yang lebih lengkap dibandingkan sh. Shel ini dibuat tahun 1970an oleh Bill Joy dari University of California at Berkeley dengan menggunakan bahasa C. Fitur yang terdapat dalam csh antara lain command-line history, aliasing, built-in arithmetic, filename completion, dan job control. Kelemahnnya adalah karena didesain untuk mesin skala besar dan memiliki banyak fitur maka shel ini cenderung lambat bila digunakan pada mesin kecil

Default prompt shell csh adalah % (persen)

  • Korn shell(ksh),  Korn shell merupakan pengembangan dari bourne shell yang ditulis oleh David Korn dari AT&T pada pertengahan 1980an. Feature Korn shell antara lain editable history, aliases, functions, regular expression wildcards, built-in arithmetic, job control, coprocessing, dan special debugging.

Default prompt shell ksh adalah $ (dolar)

  • TC shell (tcsh),  TC shell merupakan prominent shell untuk Linux yang kompatibel juga di Unix. TC shell compatible dengan csh nya unix dan memiliki fitur yang paling lengkap. Oleh karena itulah shel ini menjadi shell faforitku. Fitu tersebut antara lain command-line editing (emacs dan vi), scrolling the history list, advanced filename, variable, and command completion, spelling correction, job scheduling, automatic locking and logout, time stamps in the history list, dll.

Default C shell prompt adalah > (the greater-than sign)

 

TUGAS PENDAHULUAN MODUL 1

Filed under: Prak. Sistem Operasi — bayuvia @ 11:10 am
  1. Apa yang dimaksud shell pada sistem operasi Linux? Apakah Windows juga mempunyai shell?
  2. Sebutkan 20 perintah shell yang banyak digunakan untuk mengelola sistem operasi Linux!
  3. Apa fungsi dari perintah ‘sudo’?

Jawab:

1.

  • Shell Adalah Program (penerjemah Perintah) yang menjembatani user dengan sistem operasi dalam hal ini kernel, umumnya shell menyediakan prompt sebagai user interface.
  • Di Windows juga ada, dengan memiliki fungsi yang sama dan menggunakan comand line dalam interaksi user, program tersebut disebut dengan dos.

2.

  • alias
  • bg
  • bind
  • break
  • builtin
  • caller
  • case
  • command
  • compgen
  • complete
  • continue
  • declare
  • dirs
  • disown
  • echo
  • enable
  • eval
  • exec
  • file

3. sudo adalah program yang terdapat di linux untuk menjalankan perintah yang membutuhkan akses dari root, sudo hanya bisa digunakan oleh user yang sudah terdaftar di file/etc/sudoers. Saat di jalankan sudo akan meminta password user yang menjalankan.